Kamu.... #PuisiMalam
Monday, April 29, 2013
Terdengar suara
alunan musik diingatanku. Notasi demi notasi kupahami, agar mampu menjadi yang
terbaik untuk mu. Menciptakan angan baru disetiap bait musik. Angan yang bisa
membuat kita mencapai sebuah bintang.
Bintang yang aku
pilih adalah bintang yang dimana tidak terlalu tinggi. Asalkan bisa membuat
kamu nyaman, tenang berada dibintang tersebut. Entah, kenapa kamu lebih memilih
hidup didunia, dan berharap bintang yang aku pilih itu jatuh. Sehingga, apa yang
kamu harapkan bisa terkabul.
Detik demi detik
selalu aku habiskan untuk bernafas. Nafas-nafas tersebutlah keluar suatu
bayangan yang dimana otakku langsung menuju wajah manis mu. Yang membedakan
kita adalah ketika aku lebih banyak mengeluarkan nafas, kamu memilih untuk
lebih banyak bercerita. Cerita apa yang ada dipikiran mu, masa lalu mu, mimpi
buruk mu, kenangan manis mu, hingga suatu saat kamu mau menjadi apa yang akan
kamu dapatkan nanti.
Aku diam. Bukan
karena aku tidak menghargai kamu. Aku hanya mencoba menjadi orang yang pantas
dijadikan tempat menampung sebuah kisah seseorang, yang begitu indah
menurutnya, namun hitam difikiranku.
Aku mencoba
untuk mewarnai kisah tersebut dengan apa yang terlintas difikiranku. Warna demi
warna aku coba, kamu tersenyum, kamu menciptakan suatu kebahagiaan tersendiri
dihatiku ketika tersenyum.
Setiap malam,
merpati lebih memilih untuk menutup sayapnya sebelum larut. Mimpimu dimulai.
Aku hanya mengucapkan alunan kata-kata suci untuk mu, agar Dia selalu bersamamu,
agar kamu terjaga dari segala semut-semut yang mencoba menghabiskan semua
kemanisanmu.
Entah, siapa
yang berada didunia mu tersebut. Antara aku atau dia. Dia yang selalu kamu
ingat didalam hati. Aku tau, kenapa bintang tidak pernah ada ketika siang. Karena,
bintang tersebut hanya ada dimasa lalumu. Aku hanya matahari yang menyinari
mimpimu agar bisa tercapai semua angan mu. Menyinari bintangmu, agar malam mu
bagaikan didalam Firdaus-Nya.
Sulit bagiku
untuk menghapus semua kumpulan kata-kata tawamu difikiranku. Hingga, disetiap
akhir sebuah sujud, selalu terlontar namamu.
Mimpiku, untuk memilikimu. Namun, kini aku sadar, hanya sebuah Mushaflah
yang bisa mengobati kerinduanku kepadamu. Kamu, yang kini lebih memilih menjauh
dari bayangku.
0 comments