Hidupku Berubah Karena Hobi

Saturday, January 11, 2014

“Handri, apa cita-cita kamu?” tanya seorang guru SD di Pasar Impres.

”Jadi Polwan bu!”.

“Kamu cowok Ndri....” sang guru menjawab dengan muka betenya.

“Kalo kamu Tono, apa cita-cita kamu?” tanya guru kepada Tono.

“Kalo saya mau jadi polisi, Bu!” jawab Tono.


 “Bagus itu. Emang hobi kamu apa?” tanya Guru itu lagi.

 “Tidur, Bu!”.

 “Loh kok?” Ibu Guru bingung.

 “Saya mau jadi polisi tidur, bu!” jawab Tono dengan bangga.

 “....” Ibu Guru pun mengundurkan diri.

Kalo dilihat dari percakapan diatas, udah jelas kan kali ini gue mau bahas apa? Gue mau bahas yang namanya Hobi. Waktu itu  ketika gue lagi bertwitter ria. Ada satu obrolan yang menginspirasikan gue untuk bahas ini. Tapi sayangnya gue lupa percakapan detailnya kaya apa. Karna mentionnya juga udah tenggelem jauh didasar server Twitter. Intinya, gue dan temen gue lagi mention-mention-an tentang hobi.

Karena mention tersebut. Gue jadi inget 9 tahun yang lalu. Pada waktu itu, gue masih sekitar umur 10 tahunan. Kira-kira masih kelas 4 SD. Gue ini alumni SD 01 Pagi di daerah rumah gue, Petamburan. Gue satu SD dengan kakak sepupu gue yang namanya Ana. Dia beda 2 tahun diatas gue. Pada waktu itu gue ngerasa bangga banget bisa satu sekolah dengan sodara gue. Gue merasakan aman. Entah dari orang luar sekolah ataupun dari kakak kelas.

Hobi gue waktu SD adalah.................. minta uang ke dia. Pada waktu SD gue cuma dikasih uang jajan 3 ribu rupiah dari nyokap. Dimata anak kelas 4 SD, uang 3 ribu rupiah udah begitu besar. Tapi, enggak pernah cukup untuk jajan disekolah. Setiap jam istirahat kedua, gue suka minta uang ke kakak sepupu gue.

*di kantin*

“Ng... Mba Ana” gue memanggil dengan muka polos.

“Iya Rom?” Kakak sepupu gue menjawab.

“Boleh minta uang gak untuk beli makan di depan sekolah”

“Oh iya boleh kok” Kakak sepupu gue senyum sembari memberi uang 5 ribuan ke gue.

Pada saat itu gue merasakan nyawa gue bertambah satu. Gara-gara suka minta uang ke  Kakak sepupu gue, gue jadi dikenal sama temen-temen deket Kakak Sepupu gue itu. Kadang, kalo mereka lagi pada main kerumah kakak sepupu gue. Gue suka dipanggil buat ikut main kerumah kakak sepupu gue. Gue suka diajak main Upacara-upacaraan. Pada saat itu, gue sering dijadikan peserta upacara. Ketika itu, gue lebih sering pura-pura mau pingsan (Soalnya, waktu SD gue suka cabut kalo ada upacara sekolah atau pura-pura sakit). Gue juga males sebenernya berdiri layaknya upacara beneran. Karna ini upacara bohongan, enggak ada tim medisnya. Gue sering disuruh jalan sendiri masuk ke dalem rumah. Sampe dalam rumah, kira-kira baru duduk 2 menit. Gue dipanggil lagi buat ikut upacara bendera bohongan ini. Nasib anak bawang. Enggak cuma disuruh main upacara-upacaraan. Gue juga sering diajak main congklak. Gara-gara itulah gue merasakan kemampuan jari-jari gue terlihat lebih cepat dari bayangan.


Diatas foto gue ketika masih belum berlumuran dosa (baca: masih kecil)

Singkat cerita, tibalah saatnya gue bernjak kemasa pendidikan yang lebih tinggi. Yaitu kuliah. Gue memutuskan untuk kuliah. Kali ini gue masuk ke dalam lingkungan swasta. Karena enggak diterima di negeri. Sebenernya, enggak masuk negeri itu bukan akhir dari segalanya. Banyak yang sedih, bahkan sampe ada yang memutuskan untuk menunggu tahun depan untuk mencoba ujian selanjutnya. Masih ada yang namanya swasta. Tapi emang sih, kuliah swasta itu enggak ada yang murah. Gue juga merasakan hal tersebut kok. Gue merasa keberatan dengan biaya kuliah gue sekarang. Tapi, dibalik kesedihan ada yang bangga dengan masuknya ke perkuliahan negeri, dan bisa mendapatkan almamater dari kampus tersebut. Menurut gue enggak usah bangga, enggak usah pamer. Ujung-ujungnya itu almamater cuma buat diapke pas lagi nonton OVJ atau Bukan 4 Mata doang.

Gue jadi inget salah satu materi Standup Comedynya @ArieKeriting. Dia bilang “Untuk apa masuk ke kampus negeri. Logikanya begini, masuk kampus negeri itu harus pake test yang susah. Dan rata-rata yang masuk orang pinter. Setelah lulus, jadi orang pinter juga. Enggak ada efeknya kan? Coba lihat kampus swasta, yang masuk orang-orang bodoh. Pas lulus jadi orang pinter”. Kalimat tersebut bener juga kalo dipikir-pikir. Jadi, enggak usah takut buat masuk di kampus swasta.

Setelah kuliah. Gue kenal satu hobi yang asik. Sebenernya gue kenal hobi ini dari kelas 2 SMA. Tapi gue baru menekuninya ketika awal-awal masuk kuliah. Hobi gue adalah menulis. Gue kenal menulis dari salah satu penulis komedi terbaik di Indonesia. Yaitu Raditya Dika. Semenjak gue baca-baca buku karya dia. Gue jadi suka menulis. Malah sampe saat ini. Akhirnya gue coba-coba main Blog. Ternyata asik juga, karena dengan Blog. Gue bisa menyalurkan hobi gue dan bisa menambah kreatifitas gue untuk mendesain web blog (Secara gue kuliah di fakultas desain).

Menulis merubah hidup gue sekitar 360 derajat. Dengan menulis, gue jadi bisa bicara didepan publik dengan kata-kata yang baik, puitis, kadang gue juga suka melucu saat presentasi didepan kelas. Awal pertama kali gue ngeblog itu masih terlihat kaku. Kata-katanya masih pake “Aku-Kamu”, dan tulisannya juga baku banget. Karena gue malu, akhirnya gue delete.

Tahun demi tahun berhasil gue lewati. Dan akhirnya pun membuahkan hasil. Jadi pernah, pada waktu itu gue lagi bikin tulisan untuk blog gue. Iseng-iseng gue taro tulisan gue di KASKUS. Dan apa yang terjadi? Tulisan gue menjadi Hot Thread di KASKUS. Dengan bangga, gue pamerin ke temen-temen gue yang seorang kaskuser juga, namun dia sampe sekarang enggak pernah dapet Hot Thread. Enggak hanya sekali, untuk yang kedua kalinya, gue taro tulisan gue di KASKUS lagi. Apa yang terjadi? Hot Thread lagi! Gue seneng. Gue merasa karya gue telah diapresiasikan, dan dibaca oleh banyak orang. Gara-gara KASKUS pula, visitor blog gue bertambah drastis.

Bonus yang gue dapet juga bukan cuma sekedar dapet Hot Thread. Ada satu kejadian yang dimana gue dapet hal yang enggak bisa gue lupakan. Apa itu? Gue punya fans (secara enggak langsung). Maksudnya, fans dunia maya. Gue punya pembaca tetap. Hingga dia mention ke Twitter gue.



Yak mereka adalah orang-orang pertama yang seneng atas karya gue dan langsung bilang ke gue. Gue merasa seneng, akhirnya perjuangan gue enggak sia-sia. Karna mereka, gue jadi semangat untuk menulis lagi. Dan karena mereka pulalah gue rela begadang demi menulis dan berharap suatu saat karya tulisan gue ini jadi sebuah buku. Sehingga bisa dinikmati oleh banyak orang tanpa harus ngorbanin kuota untuk baca Blog gue.

Dulu gue juga sempet dicaci maki di Blog. Gue sempet dibilang “JAYUS LO!” sama salah satu comment di Blog gue. Tapi itu semua enggak gue jadiin beban didalam hidup gue. Setelah gue kuliah, gue jadi sering berfikir secara terbalik. Gimana caranya, kekurangan gue itu dijadikan salah satu kelebihan gue. Dapatlah satu pemikiran yang kompleks. Gue berfikir kalau kritikan pedes tersebut, gue jadikan satu motivas untuk membuat gue berjalan satu langkah ke depan dari mereka. Gue juga berfikir, Haters itu adalah fans kita yang selalu memperhatikan kekurangan kita. Sehingga, kita bisa mengoreksi diri kita sendiri, dimana kekurangan kita tersebut harus kita perbaiki.

Gue jadi ngerti apa itu arti dari sebuah perjuangan. Perjuangan adalah suatu jalan yang berliku tanpa henti yang harus kita pertahankan, walau sering terjatuh ditiap tikungan perjalanan tersebut. Kita harus bertahan, karna sesuatu itu tidak ada yang instant. Sesungguhnya, sekecil apapun perjuangan itu. Jika kita lakukakan dengan cara yang serius, pasti akan selalu dapat hasil memuaskan yang setimpal dengan perjuangan kita tersebut. Satu lagi. Karna Blog. Followers gue bertambah hehe... Jangan lupa follow aku eaaaaaa :*

You Might Also Like

2 comments

Subscribe