Jatuh Cinta Pada Chattingan Yang Pertama
Wednesday, September 10, 2014
Pict by Google
Bagaimana
bisa layar handphone membuat jatuh cinta? Segelintir orang yang lebih banyak
mengeluarkan pendapatnya di dunia maya ketimbang di dunia nyata, hal itu bisa
terjadi. Dan segelintir lainnya enggak bisa sesimpel itu. Ada yang jatuh cinta
karna harus ketemu satu sama lain, dengan membuat janji disuatu mall, lalu
mereka saling bertemu di café yang mereka tentukan sebelumnya. Sepulang dari itu,
hubungan mereka ditentukan oleh sebuah pertemuan. Apakah foto profilnya sesuai
dengan keadaannya sekarang ini? Apakah hasil editan Camera 360 mampu
mempengaruhi otak sampai mau menentukan janji untuk bertemu satu sama lain?
Pulang dari rumah menyesal, karna apa yang di foto berbeda dengan aslinya.
Akhirnya hubungan mereka pun pecah, si cewek menjauh dan si cowok hanya bisa
berharap sambil memperhatikan layar handphonenya untuk mendapatkan notifikasi
dari si cewek.
Di
zaman era globalisasi ini, hidup dibuat semakin mudah. Gue pernah liat acara
“Cari jodoh” di dunia pertelevisian. Dimana kandidat (cewek dan cowok single) acara
tersebut diaudisi dengan mengirimkan sebuah email beserta pas foto mereka yang
baru. Lalu, dari pihak acara tersebut menelfon mereka yang terpilih dan diajak
untuk syuting acara tersebut. Di sesi pertama, mereka para kandidat (cewek dan
cowok single) dipisahkan oleh sebuah tirai merah. Mereka bebas memilih ingin
berdiri di urutan 1 sampai dengan 4. Jika sudah memilih nomor urut. Mereka akan
dihadapkan dengan calon pasangan mereka, namun tirai masih menutupi mereka.
Hingga akhirnya hitungan ketiga terdengar, tirai pun dijatuhkan. Ada yang
merasakan bahagia, karna sesuai dengan yang diharapkannya. Dan ada pula yang
kecewa, karna orang yang dihadapannya tidak sesuai dengan kriteria. Hingga
diujung acara, mereka disuruh menentukan, apakah akan lanjut kehubungan yang
lebih serius atau stop hanya sampai disini.
Melihat
efek negatif perkambangan zaman. Emang selalu dikaitkan dengan penipu. Enggak
hanya di dunia online shop, di dunia
perjodohan online juga sering yang namanya penipuan. Kaya yang udah gue
singgung diatas, ada yang namnya Camera 360, aplikasi tersebut diciptakan untuk
mempercakep seseorang (gue juga pernah sih pake aplikasi itu). Bibirnya dibuat
eksotis berwarna oranye, sampe gue enggak bisa bedain mana bibir dan mana
jersey bola Persija >.<
Tapi,
untungnya orang yang gue temui di social media ini bukan pengguna Camera 360.
Tapi pengguna social media addicted, khususnya soundcloud. Kebetulan, gue
hampir punya seluruh akun social media dimuka bumi ini. Dari
Friendster,Facebook, Blog, Youtube, Kaskus, Twitter, Soundcloud, Path bahkan
ask.fm pun gue punya. Sampe-sampe dosen gue ngasih soal ujian via ask.fm (oke
ini bohong). Gue berencana untuk mengupload lagu Yolandanya Kangen Band versi
remixan ke Soundcloud. Kebetulan hari itu lagi hujan, mempengaruhi sinyal
koneksi internet gue. Upload lagu 2 menit, selesainya sampe jabatan Presiden
SBY abis. Dari pada gue keburu jelek karna nunggu upload-an selesai. Gue
memutuskan untuk cari-cari lagu imut di Soundcloud. Ketemulah lagu Cherrybelle.
Pada waktu itu, gue masih suka dengerin
lagu-lagu imut yang dinyanyiin sama penyanyi cewek. Cherrybelle, entah kenapa
yang ada pikiran gue itu cuma Cherrybelle. Gue enggak ngefans sama dia,
jangankan ngefans, bedain yang mana vokalisnya aja gue enggak tau. Kedua tangan
gue langsung mengetik tulisan “Cherrybelle”. Banyak banget lagunya Cherrybelle
yang keluar ditampilan kolom search soundcloud. Gue dengerin satu demi satu
lagunya, sampai akhirnya gue merasa nyaman dibagian lagu ke-empat Cherrybelle
versi coveran orang lain. Lagunya sih biasa aja, cuma suara yang nyanyiinnya
ini bener-bener bikin tenang. Tanpa pikir panjang lagi, gue langsung cari info
tentang penyanyinya itu via google. Gue tulis nama lengkapnya dikolom pencarian
“Olivia Jamil”. Wow! Ternyata nama Olivia Jamil itu banyak banget di Google,
akhirnya gue buka bio yang tertera di akun Soundcloudnya itu, disana udah ada
akun twitter dan pathnya. Bangun dari bangku, gue langsung lompat ke kasur
sambil cari handphone. Sebenernya, kalo masalah Path, gue enggak mau asal
accept orang atau add orang yang enggak dikenal. Tapi, ini urusan perasaan jadi
beda sama rules yang udah gue tentuin sebelumnya.
“Olivia Jamil” itulah yang gue tulis di
kolom search Path. Sugesti yang diberikan Path lumayan banyak, untungnya
Pathnya Oliv itu pake Avatar yang mirip di Soundcloudnya, jadi dengan mudah gue
bisa menemukan akunnya Oliv. 2 menit berlalu setelah gue tap “add” di Path. Belum
ada konfirmasi kalo gue di Accept. Gue memutuskan untuk cek upload-an lagu gue
tadi. Wah, ternyata masih belum selesai juga. Gue frustasi sama lemotnya Internet
di Indonesia. Ada rasa iri sebenernya sama negara-negara maju yang Internetnya
kenceng banget. Mungkin sangking kencengnya internet disana, anak-anak sekolah
disana kalo mau trek-trekan bisa via internet kali. Akun soundcloudnya Oliv
masih ada diotak gue. Gue dengerin satu demi satu lagu yang Oliv cover.
Bener-bener bikin tenang, serasa lagi duduk dibawah pohon danaunya UI. Adem
benerrrr hahhhhh!
Setengah jam berlalu, gue memutuskan
untuk buka handphone lagi dan liat apakah udah di konfirmasi sama Oliv.
Ternyata udah, sifat ke-kepoan gue timbul. Memaksa gue untuk ngestalk Pathnya
Oliv, gue visit Pathnya sampai dibagian foto. Ternyata enggak Cuma suaranya aja
yang bagus. Mukanya cantik banget. Oriental gitu, kalo diibaratkan sama artis,
mukanya mirip Gisel istrinya Gading Martin. Spam love terjadi saat itu, semua
aktivitas Oliv di Path gue love-in dan berharap di love you too-in balik
>.<
Capek ngestalk, gue coba buat pastiin
lagi kalo upload-an gue selesai. Iya! Ternyata udah selesai, langsung gue klik
Play! Gue baru sadar, ternyata gue bener-bener enggak berbakat jadi penyanyi.
Suara gue lebih serem dari pada suara penjahat di film Petualangan Sherina. Gue
memilih buat delete lagu tersebut, dari pada akun soundcloud gue ditarik Pemda
DKI karna udah mencemarkan kuping warganya, mending gue langsung menyelamatkan
diri gue sendiri.
“Tiiinngg!!!” tiba-tiba terdengar suara
notifikasi dari handphone. Langsung mata
gue tertuju ke layar hp. Ternyata gue divisit balik sama Oliv dan di love balik
juga sama dia. Hp gue udah gue setting jadi berisik, tiap ada notifikasi apapun
pasti bunyi. Itu sengaja, biar hp gue keliatan rame dimata temen-temen gue L
Di Path itu ada fasilitas Message, bukan….
bukan fasilitas panti pijat. Di Path itu bisa kirim pesan secara pribadi. Iya,
gue mencoba buat kenalan sama Oliv di Path.
“Ng…
Halo” sapa gue di Path
*5
menit kemudian*
“Iya?”
balas Oliv
“Hay,
boleh kenalan gak? Nama aku Romy”
“Boleh
kok, aku Oliv J”
Dari
pesan tersebut, gue bisa memastikan kalo Oliv itu bener-bener imut!!! Dia sesuai
sama kriteria gue. Dan pada waktu itu pula, gue mulai jatuh cinta pada
chattingan pertama. 1 minggu gue enggak chattingan sama Oliv, karna itu bagian
rencana gue biar enggak terlihat langsung kalo gue suka sama Oliv. Gue liat di
salah satu update-an terbaru Oliv, dia pamerin ID LINE-nya. Langsung gue add
LINE-nya Oliv, mungkin ini jalan Tuhan yang udah diberikan ke gue.
“Hey
Oliv” sapa gue, kali ini di LINE
“Hey
juga J”
balas Oliv
“Aku
suka banget sama suara kamu di soundcloud”
“Hah?
Masa? Hehe makasih ya”
“Suara
kamu bagus banget”
“Hehe
iya aku soalnya ikut les vocal”
“Oh
pantessss”
Chat gue berakhir lagi. Karna ini juga
bagian dari rencana gue, dan biar enggak ngengganggu dia juga. Sela 1 minggu
lagi. Gue coba beranikan diri lagi buat nyapa Oliv.
“Halo
Oliv” sapa gue di LINE
“Iya?”
balas Oliv
“Kamu
punya twitter gak? Atau instagram?”
“Punya
kok, nih usernamenya @OlivilO”
“Oh
hehe, ya makasih ya. Nanti follback eaaaa”
“Hahaha
iya”
Gue buka Twitter dan Instagramnya
Oliv, ternyata Oliv itu artis dunia maya. Followersnya banyak banget. Mungkin sangking
banyak followersnya, dia bisa bikin Negara sendiri kali. Gue coba follow
Twitter dan Instagramnya. Jelang 2 hari, ternyata gue enggak di follback. Akhirnya
gue cari cara biar di follback Oliv. Dapat! Gue dapet caranya, yaitu dengan
bikin video lucu dengan bawa-bawa dia. Pada waktu itu, gue bikin video
perbedaan cewek dan cowok saat lagi di jalan. Ternyata langsung di respon
Oliv, bahkan sampe diupload di akun sosmednya dia. You know what? Gue berhasil
di follback Oliv. Itu cara gue buat dapetin follback artis-artis di dunia maya,
dengan membuat suatu karya. Maka mereka akan menghargai karya lo tersebut.
Gue sama Oliv itu semakin deket,
kalo diibaratkan salep, gue ini bisulnya. Kalo Oliv closet, gue ini eeknya. Kita
deket banget, bahkan udah kaya orang pacaran. Bedanya gue belum berani manggil
dia dengan panggilan “Sayang”. Harapan gue sih, kata panggilan “Sayang” itu
bisa terucap untuk dia.
Disuatu malam, tepatnya malam
minggu. Hal yang sampe sekarang gue lupa rasanya itu terjadi. Yaitu, malam
mingguan sama cewek. Gue lupa rasanya malam mingguan sama pacar itu gimana
rasanya. Akhirnya gue memutuskan buat ngejar deadline tulisan gue lagi. Jeda nulis,
gue coba buat buka Path sebentar, hal yang enggak diinginkan pun datang. Gue
liat Oliv foto berdua sama seorang cowok di Kebun Binatang. Gue mencoba untuk
berpikir positif, mungkin itu foto dia sama abangnya. Akhirnya gue melanjutkan
nulis, apa yang terjadi? Isi tulisan gue jadi kaya gini “blupblupblfhgsjggghfdghdbjlds“.
Pikiran gue mulai terganggu sama foto itu. Gue penasaran dia foto sama siapa.
Hp yang ada didepan gue, langsung gue ambil dan tanpa ba bi bu be bo lagi, gue
sapa Oliv.
“Oliv,
aku mau nanya dong” sapa gue
“Iya?
Nanya apa?” jawab Oliv
“Itu
di Path foto kamu sama siapa? Hehe”
“Oh..
itu sama temen aku”
“Ohh
hahaha”
“Knp?”
“Gapapa,
aku pikir dia kakak kamu hehe”
“Bukan,
emang sih kita deket satu sama lain juga hehe”
“Ohh
pantesan hehe”
Entah, Oliv sadar atau enggak sama
apa yang gue rasain ini, semoga dia enggak terlalu sadar sama apa yang gue
maksudkan ini. Karena gue sama sekali enggak mau ada kecurigaan Oliv antara gue
dengan foto tersebut. Seperti hal sebelumnya, gue mencoba buat berpikir positif
lagi, dia sama Oliv cuma temen deket doang. Sama kaya gue dengan dia, cuma
temen deket doang. Jelang 2 hari, gue liat status LINE-nya Oliv yang bahagia
banget. Sticker love bertebaran dimana-mana. Gue berniat buat ngasih respon
dengan emotikon jempol di statusnya. Belum sempet gue ngasih Like di statusnya,
gue ngeliat salah satu komen cowok yang namanya enggak bisa disebutin ini
(karna kebetulan namanya pake tulisan korea-korea gitu), gue liat dia ngasih
sticker “Cium” dan dibalas sama Oliv dengan balasan yang sama, sticker “cium”. Dari
situ, yang niatnya gue mau ngasih jempol, gue langsung merasa kalo jempol gue
ini layu kaya tanaman yang enggak diurus sama pemiliknya. Enggak kuat litanya. Ditambah
lagi, ketika gue melihat status di BBMnya Oliv, dia nulis nama “Lee Vin”
beserta emotikon peluk. Gue langsung dapet kesimpulan, kalo Oliv dengan si Lee
Vin tersebut udah jadian. 2 hari gue merasa hancur, Oliv memasang Display
Picture berdua dengan Lee. Pada waktu itu, gue bener-bener sampe enggak bisa
ngerasain apa-apa lagi. Kayaknya, jantung gue berhenti memompa darah gue deh. Bagian-bagian
tubuh gue seakan enggak bisa merasakan aliran darah lagi. Perlahan, waktu demi
waktu gue sadar, kalo gue ini baru aja kena yang namanya syndrome patah hati.
Gue hapus foto-foto Oliv yang sempet
gue save dari Pathnya, lalu gue mencoba buat enggak main social media dulu
untuk beberapa hari kedepan. Mencoba menenangkan diri sambil meratapi nasib,
kenapa gue selalu berakhir patah hati? Gue jadi inget reaksi sang cowok yang
ada diacara “Cari jodoh” yang sempet gue singgung diatas tadi. Sang cowok
terlihat memiliki 2 kepribadian berbeda setelah dia tau kalo dirinya enggak
dicintai. Antara pikiran dan hati enggak sinkron satu sama lain. Pikirannya adalah
selalu bertingkah biasa saja, seakan tidak terjadi hal apa-apa. Dan hatinya
adalah merasakan yang namanya patah hati. Yang membuat senyuman terkadang datang
bukan dari hati yang tulus, melainkan menutupi hati yang hancur. Ibarat sebuah
topeng, cowok tersebut sedang memakai topeng yang menutupi perasaan sebenarnya.
Gue merasakan itu. Topeng yang yang gue pakai adalah cerminan pikiran gue, wajah
yang sebenarnya ada dibalik topeng tersebut. Gue sempet bertanya sama diri gue
sendiri “Apakah keadaan kaya gini baik buat kedepannya?”. Tapi kejadian yang
udah-udah, hasil baiknya nihil. Yang ada malah gue makin sakit hati.
Gue akhirnya sadar, pertemuan yang
diawali dengan sebuah pembatas jarak itu hanya mengandalkan suatu imajinasi dan
sebuah keberuntungan aja. Karna sejujurnya, kita benar-benar belum tau apa yang
ada dibalik pembatas itu dan apa isinya yang ada dibalik pembatas tersebut. Kalau
dibalik pembatas tersebut terlihat keindahan mata yang akhirnya jatuh ke hati,
belum tentu apa yang dilihat dia seperti apa yang kita lihat. Jadi, sebelum
menentukan dia baik atau enggak untuk kita. Kita harus tau dahulu asal-asul dia
beserta seluk-beluk kehidupannya. Kesimpulannya adalah jatuh cinta pada
chattingan pertama, itu akan selalu berakhir dengan pertemuan juga.
0 comments