Kacamata Hitam
Thursday, September 11, 2014
Pict by me
Panggil aku Kupa. Aku terdiri dari rangkaian
plastik yang dibentuk menjadi sebuah frame
kacamata. Dahulu, aku ini berada dialam sebuah kotak kaca yang dimana
isinya banyak tumpukan sejenis aku. Tiap hari aku hanya bisa melihat segerombol
manusia melewatiku saja, sesekali mereka hanya duduk didepan kotak kaca itu
tanpa peduli ada aku didalamnya. Aku sedikit kecewa, karna mereka lebih memilih
temanku yang kualitasnya sama sepertiku, namun harganya lebih mahal dariku.
Suatu ketika, aku melihat satu keluarga
mendatangi kotak kaca tempat tinggalku. Seorang ibu yang memakai kerudung
putih, seorang ayah dengan kepalanya yang berambut pendek dan tiga orang anak
laki-laki yang kucurigai bahwa mereka adalah anaknya. Mereka semua duduk dihadapanku, aku perhatikan
wajahnya, sepertinya mereka mencari alat sejenisku. Namun aku tak tahu siapakah
yang membutuhkan alat sepertiku. Aku hanya melihat, tidak begitu mendengar
percakapan anak berambut gondrong yang
sedang berbicara dengan pemilikku ini, karna terhalang oleh kotak kaca. Aku
juga melihat anak itu memberi surat putih kepada pemilikku. Lalu dengan cepat
pemilikku membuka kotak kaca, dia mengambil beberapa temanku dari kotak kaca
tersebut. Aku merasa sedih waktu itu, karna aku tidak terpilih untuk merasakan
kebebasan diluar sana.
Disaat aku sedang menunduk sedih, aku
mendengar suara kaca disentuh “Duk! Duk! Duk!”. Spontan, aku langsung menengok
keatas. Ternyata anak gondrong itu menunjuk kearahku, entahlah benar dia
memilihku atau temanku yang berada disampingku. Tangan pemiliku masuk kedalam
kotak kaca, lalu dia menyentuh teman disampingku, namun anak gondrong itu
menggelengkan kepalanya. Ketika pemilikku menyentuhku, anak tersebut langsung
mengiyakan. Pada saat itu aku merasakan bahagia, akhirnya aku akan merasakan
seperti awan, bebas!.
Pemilikku memberikan aku kepada anak itu, aku
diletakan didepan idung dan disejajarkan dikedua mata anak gondrong itu. Dia
lalu mengambil sebuah cermin, dan pada saat itu aku baru pertama kali melihat
tubuhku yang sebenarnya. Aku merasakan
cocok dengan lelaki muda ini. Dengan kepercayaanku terhdapa pepatah “Rejeki
sudah diatur Tuhan”, aku semakin percaya diri saja. Benar saja, tanpa fikir
panjang lagi, anak ini langsung memilih aku untuk menjadi bagian hidupnya. Seandainya
aku bisa menangis terharu, pada saat itu mungkin akan menetes sebuah air mata.
Namun aku sadar, aku ini lelaki. Aku harus kuat dengan kondisi cengeng seperti
ini.
“Oke Romy, jadi kamu mau yang ini?” pemilikku
bertanya. Pada saat itu pula aku mengetahui kalau anak tersebut bernama Romy.
“Kalo gitu, nanti saya cocokkan dengan minus kamu” pemilikku melanjutkan
pernyataannya sebelum Romy mengiyakan apakah dia inginkan aku atau tidak.
Ternyata aku baru sadar, kertas putih
tersebut adalah sebuah resep dari dokter spesialis mata. Resep tersebut berupa
penjelasan minus dan selinder yang diderita Romy ini. Aku diletakan kembali,
kali ini aku berada diatas kotak kaca tersebut. Aku melihat kebawah, melihat
teman-temanku yang berada didalam kotak kaca, mereka semua sedih harus
kehilanganku untuk selamanya. Tapi, demi mencapai tujuanku untuk bisa merasakan
dunia diluar sana, aku memberi pesan kepada temanku yang sedang berada diatas
kotak kaca juga “Ini sudah takdir kita” itulah yang aku ucapkan kepada temanku
untuk teman yang sudah aku anggap sebagai keluarga besarku.
Setelah negosisasi antara Romy dan pemilikku,
aku akan dibawa kesuatu labotarium untuk dibedah. Aku akan dibuatkan sebuah
aksesoris berupa kaca bening yang bisa membantu Romy untuk melihat secara
jelas. Aku tidak akan menjelaskan proses pembuatannya apalagi proses memasang
aksesori itu. Karna rasanya sakit, aku tak mau temanku mengetahuinya, aku khawatir
mereka akan takut dengan takdir seperti ini. Tapi ketahuilah, rasa sakit itu
hanya saat kamu sedang dipasangkan aksesoris tersebut.
3 hari berlalu, aku akan dipertemukan oleh
calon majikanku yang baru. Aku sudah tiba ditempat aku tinggal. Kali ini aku
diltekakkan ditempat berbeda dengan teman-temanku. Temanku diletakkan di kotak
kaca, sedangkan aku berada didalam kotak kecil yang aku anggap adalah ruangan
pribadi. Kebetulan, memang isinya hanya muat untuk satu alat sejenisku.
Pukul 2 siang, aku dibangunkan dengan sedikit
benturan. Aku melihat kotak kecil itu terbuka dan aku melihat ada tangan pemilikku
mengambilku. Ternyata Romy sudah datang untuk menjemputku. Aku melihat wajah
bahagia Romy setelah aku sudah didandani seperti ini. Romy mengambilku, lalu
menaruh aku sejajar diantara kedua matanya. “Wah, enak ya. Jadi terang lagi”
itulah yang aku ingat dari ucapan Romy pada saat itu. Aku pun langsung dipakai
oleh Romy. Pemilik lamaku pernah bilang “Untuk kacamata baru memang sedikit
butuh penyesuaian, jadi harus diapke dulu sekitar 15 menit. Nanti akan terbiasa
sendiri dan pusing karna kacamata baru pun akan hilang”. Jadi, aku butuh
penyesuaian antara aku dan Romy. Aku juga akan memperkenalkan diri pada
kesempatan itu.
Aku pun mengucapkan salam perpisahan dari
dalam hati untuk pemilik lamaku. Karna bagaimanapun juga, sebelum aku bertemu
Romy, dia sudah mengasuhku sampai aku menjadi seperti ini. “Terimakasih abang
telah merawatku” ucapanku dalam hati. petualanganku pun dimulai. Pertama
kalinya aku melihat alat sejenisku berada didalam kotak kaca seperti aku dulu, dan
bersebaran dimana-mana. Aku tidak mau berdoa “Ya Tuhan, semoga teman-temanku
bisa merasakan kebebasan ini juga”, karna aku tahu itu sama saja mendoakan
manusia untuk menjadi sakit. Aku tidak mau manusia yang paling tinggi tahtanya
ini menderita. Cukup kaumku saja yang merasakannya.
Sampailah aku dirumah baruku, rumahku dan
rumahnya Romy. Romy membawaku ke kamarnya, lalu aku diletakkan diatas meja
samping tempat tidur Romy. Ini pertama kalinya aku melihat seorang manusia
tertidur pulas. Karna terikut suasana, ditambah kamar yang semakin dingin karna
pendingin ruangan, aku pun ikut tertidur pulas.
2 jam berlalu, tanpa basa basi apapun Romy
langsung membangunkanku. Dia menaruh aku dimatanya lagi. Aku merasakan hal aneh
terhdap Romy. “Kenapa dia buru-buru?”. Aiku melihat Romy mengambil motornya dan
langsung bergegas melaju kencang. Pada waktu diperjalanan, aku merasa tersiksa.
Tubuhku sakit karna aku terhimpit dengan yang namanya helm. Tapi demi
keselamatan pemilikku yang baru, aku ikhlas menerima semua ini. Aku
bertanya-tanya dalam hati “Mau kemana kah kita sebenarnya ini?”.
Sampailah kita disebuah gedung bertingkat,
kelihatannya seperti mall. Aku melihat ada seorang wanita sepertinya menunggu
kedatangan kita. “Hai…” sapa Romy kepada wanita tersebut. “Eh kamu…” balas
wanita tersebut untuk Romy. Aku menebak kalau wanita tersebut adalah kekasih
Romy. “Menurut kamu, aku ada yang beda gak?” Tanya Romy kepada wanita tersebut.
“Cieee kacamata baru nih yaaaa” sindir wanita cantik itu kepada Romy. “Iya nih
hehe, namanya Kupa” Romy menjawab. Pada saat itu aku mulai merasa seperti
manusia. Akhirnya, aku mendapatkan sebuah nama layaknya manusia. “Haha kaya anak
kecil aja, kacamata pake segala dinamain”. Jujur waktu mendengar nama itu, aku
sedikit kesal. Tapi aku mencoba untuk tidak jengkel ke wanita tersebut. Toh,
suatu saat nanti dia akan menjadi pendamping hidup pemilikku ini, tapi itu juga
kalau Romy menikahinya. Ini pertama
kalinya aku melihat manusia sedang jatuh cinta.
Bulan demi bulan berlalu. Tak terasa aku
sudah hidup bersama Romy hingga 2 tahun lamanya. Kejadian yang tak aku inginkan
terjadi. Romy sudah merasa tak nyaman denganku. “Waduh, kok agak burem ya”
itulah yang aku ingat pada waktu itu. Romy merasakan hal aneh denganku. Dia
lalu melapor ke ibunya kalau matanya sepertinya bertambah atau berkurang
minusnya. Aku harap sih berkurang. 2 hari kemudian, aku dan Romy pergi ke rumah
sakit didaerah setia budi. Nampaknya itu rumah sakit spesialis mata. Sepertinya
Romy ingin memeriksa matanya lagi.
1 jam berlalu di rumah sakit, Romy pun diminta
keruangan dokter yang memeriksanya. Kita duduk didepan dokter tersebut sambil
mendengarkan penjelasan dari dokter tersebut. “Min kamu nambah setengah nih,
selindernya juga. Kamu harus ganti kacamata yang baru”. Pada waktu itu aku
merasakan rapuh mendengarnya. Aku pasrah. Mau enggak mau aku harus menerima
kenyataan ini. Dan aku berharap, Romy hanya mengganti kacanya saja, tidak
dengan akunya juga. Tapi harapanku sia-sia. Romy sepertinya merasa bosan denganku.
Dia berencana untuk mengganti frame baru
juga.
Singkat cerita, aku kini sekarang hanya
menjadi sebuah kenangan. Aku sudah tergantikan dengan yang baru, sesekali aku
pernah mengingat masa laluku bersama Romy. Aku ingat ketika aku ikut bermain
futsal dengannya, aku ingat ketika aku diajak untuk menonton film dan aku juga
masih ingat dengan jelas sentuhan Romy untuk membersihkan aku ketika aku kotor.
Tapi aku bersyukur, Romy tidak mendiskriminasikan aku dengan yang baru, aku
masih tetap diletakan diatas meja tempat biasa Romy menaruhku untuk
meninggalkan aku tidur. Bahkan, sekarang kini aku punya teman baru. Dia bernama
Quver, itu nama pemberianku. Aku memberi nama Quver, karna aku menyingkat
sebuah nama yang tertera dibadanya, “Quick
Silver”. Pada waktu itu Romy tidak mau lagi memberikan sebuah nama untuk kacamatanya
lagi. Aku curiga, pasti karna tidak mau disindir kekasihnya lagi.
Quver, dialah temanku sekarang. Dia sering
menceritakan kejadiannya bersama Romy. Aku yang meminta. Aku ingin tahu apakah
kegiatannya itu sama seperti kegiatan aku bersama Romy. Ternyata sama saja,
yang berubah hanya sedikit. Syukurlah. Aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan untuk
selalu memberikan Romy kesehatan, dan disembuhkan penyakit mata minus dan
selindernya itu. Agar dia tak perlu lagi memakai alat seperti aku dan Quver.
Aku mau mendoakan Romy. Karna Romy pernah menganggapku sebagai nyawa keduanya,
“Parah! Kacamata gue mana?! Gue gak bisa liat tanpa kacamata. Itu nyawa kedua
gue tuh”. Itulah yang diucapkan Romy pada saat kehilanganku di suatu pagi hari.
Semoga Tuhan mengabulkan doaku tadi. Amin.
Inilah akhir ceritaku, aku yang tak berguna
ketika sudah waktunya, aku yang tak bisa bergerak seperti ciptaan Tuhan lainnya,
dan aku yang akan mati jika aku dihancurkan oleh manusia. Salam manis, Kupa.
5 comments
Blog dan tulisannya keren gan! Ane suka. Nice sharing gan ^^
ReplyDelete@Alamanda makasih gan :d
ReplyDeleteUdah pernah beli Original Oakley Sunglasses belum ?
ReplyDeletemana ada coba yang Free Ongkir, Bisa COD. Dan juga ada kacamata hitam wanita. Buruan!!
Ini Blog yang punya tulisan bagus banget. enggak niru + enak dibaca.. terus nulis ya gan.. keren.
ReplyDeleteKacamata Hitam Pria
Terima kasih mba :)
Delete